Sejarah Singkat

MAS Persatuan Islam Kota Sukabumi hingga saat ini telah melangsukan kegiatan pendidikan selama kurang lebih 36 tahun, terhitung sejak tahun 1989 madrasah ini didirikan atas Surat Keputusan (SK) izin berdiri Wi/i/PP. 006.1/344/1992.
Tujuan utama didirikannya Pesantren Persis 68 adalah mendidik anak-anak anggota persis, supaya terjaga dari bid’ah yang menjadi misi persis, keinginan itu kemudian ditunjang dengan adanya wakaf lahan. Persis Sukabumi mendapatkan wakaf tanah dari Pak Andi Disen di Cibolang. Saudaranya pak Haji Andi Disen awalnya memberikan tanah di cibaraja, akan tetapi, karena menurut Ustadz Abduirrahman tanah tersebut terjepit pesantren dan luas tanahnya sempit, maka tanah tersebut di jual dan dibelikan tanah di tegal padul, uang hasil penjualan tanah tersebut hanya cukup untuk membeli setengah dari harga tanah di tegal padul ini, untuk melunasi setengahnya lagi, di adakanlah GAS (Gerakan Amal Shaleh), para penyumbang utamanya adalah dari pekerja kasar, ditambah hasil zakat, Pak Hamzah adalah salah satu yang menggerakkan proses pembangunan pesantren.
Setelah tanahnya siap, dibangunlah madrasah. Batako yang di pakai pertama kali membangun madrasah adalah wakaf dari H. Andi Disen, karena beliau bisnis di bidang itu. Adapun barang yang lain hasil swadaya. Salah satu orang yang berjasa dalam pembangunan madrasah adalah H. Sholeh seorang pemborong.
Pengajar utama sekaligus mudir (kepala madrasah) pertama madrasah persis tegalpadul adalah Ustadz Muchktar, beliau tinggal di sebuah rumah dekat madrasah bersama pa hatimi, atas permintaan ustadz Abdul Rozak beliau di tempatkan di Kebonjati, bagian dari cabang Persis Kotamadya Sukabumi, dan menjadi salah satu pengajar Pesantren Persis 35, yang sekarang menjadi SMP An-Nur.
Berikut kepemimpinan Madrasah Aliyah Persatuan Islam diantaranya sebagai berikut :
- Ustadz Yaya Hidayat
- Ustadz Utang
- Ustadz Eman
- Ustadz Endjun Djajadiredja
- Ustadz Hasanudin
Pada masa 90 an, staf pengajar bahkan siswa yang berasal dari kebonjati Kota Sukabumi mulai berkurang. Guru dan siswa asal kebonjati dan subangjaya yang masuk ke pesantren tegal padul mulai menciut karena masuk SMP AN-Nur. Alasan perpindahan mereka adalah jarak yang lebih dekat, dan masih menganggap An-Nur adalah Pesantren Persis.